Para peneliti dari Stanford University California tersebut menyatakan, berlari mengurangi risiko penyakit jantung, kanker, dan penyakit gangguan saraf seperti Alzheimer.
“Dalam 19 tahun masa penelitian, kasus kematian pada pelari tercatat 15 persen. Sebaliknya, kematian pada non pelari tercatat 34 persen. Padahal, mereka rutin memeriksakan kesehatan,” tulis dr Eliza Chakravarty.
Tim peneliti menyurvei 284 anggota klub lari dan 156 orang dengan rutin memeriksakan kesehatan. Mereka berlatar belakang sosial dan ekonomi sama. Seluruhnya berusia 50 tahun ke atas.
Dimulai pada 1984, setiap responden mengisi survei data frekuensi pelatihan, berat badan, dan ketidakmampuan melakukan delapan aktivitas. Sebagian besar pelari berhenti berlari saat memasuki usia 70 tahun. Namun, sulit ditemukan orang yang benar-benar berhenti berlatih.
“Hampir semua melakukan hal yang lain, mereka melanjutkan olahraga lain,” ujarnya. Bahkan pada para lansia pun, olahraga meningkatkan kesehatan. Studi menunjukkan, pelari jarang mengalami cedera, termasuk cedera lutut
Artikel Terkait:
Sekilas Info
- Musik Dubstep
- Tips dan Trik Android
- Efek Negatif Menggunakan Laptop Tanpa Baterai
- Cara Mengatasi Memori Internal Android Penuh
- Istilah - istilah dalam komputer
- Cara Cepat Cari Uang Di Internet Menggunakan PTC Lokal
- Panduan menghasilkan dollar gratis melalui program Wordlinx
- Tips Menghemat Baterai Blackberry
- Tips menjadi pribadi yang disukai
- Sekilas Tentang Dubstep
- Cara Cepat dan Efektif Berhenti Merokok
- Manfaat Berpuasa Bagi Kesehatan
- Cara Meng-Upload Video ke Youtube
- Cara Bikin Account Di YOUTUBE
- Pengertian Mouse (PC)
- Tutorial Menambah Fonts di Blackberry Tanpa Aplikasi
- Gara-gara Mengabdi lama Seorang OB Jadi Vice President Citibank
- Sekilas Tentang FC Barcelona
- Pasang Status Lagu di Yahoo Messenger dengan Plugin Winamp